Total Tayangan Halaman

Senin, 07 Februari 2011

MEMBANGUN JIWA DAN KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DENGAN PENGETAHUAN LOKAL MADURA

(BUILDING SOUL AND COMPETENCE OF ENTREPRENEUR WITH LOCAL KNOWLEDGE MADURA)

by : PRIBANUS WANTARA
(Dipublikasi pada : INTERNATIONAL SEMINAR & CONFERENCE Faculty of Economics Universitas  Negeri  Jakarta, November  5, 2010).

ABSTRAK
            Kewirausahaan merupakan salah satu indikator yang dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi di Madura, baik dalam sektor mikro maupun makro. Membangun kewirausahaan mutlak harus dilakukan pasca Jembatan Suramadu dioperasikan supaya masyarakat Madura tidak hanya menjadi penonton, namun harus ikut menjadi pelaku perekonomian dalam konteks industrialisasi.
            Tulisan ini mencoba menyoroti persoalan bagaimana membangun jiwa dan kompetensi kewirausahaan berwawasan lokal Madura bagi Mahasiswa (Universitas Trunojoyo) di Madura, dengan struktur pembahasan, meliputi : pendahuluan, definisi dan hakekat kewirausahaan, keterkaitan UKM dan kewirausahaan, profil Madura, membangun kewirausahaan lokal Madura, kendala dan upaya pemberdayaan, rekomendasi, penutup.

ABSTRACT
Entrepreneur is one of indicator which can jack up economic growth at Madura, well in micro sector and also macro. Building entrepreneur is absolute has to be done after Suramadu bridge is run, so society Madura not only becomes audience, but must follow as economics agent in the context industrialization.
This paper to spot problem how build soul and competence of entrepreneur with Madura local knowledge for student (Trunojoyo University) at Madura, with study structure, for example: introduction, definition and essence of entrepreneur, SME relevance and entrepreneur, Madura profile, building local entrepreneur Madura, constraint and effort of empowerment, recommendation, conclusion.

 
Pendahuluan
Seperti dikutip dari harian Kompas (Kompas, 3 Nopember 2009) Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) menyiapkan konsep kurikulum berbasis kewirausahaan yang rencananya mulai diterapkan pada tahun akademik 2010-2011.
Substansi kurikulum berbasis kewirausahaan, pada dasarnya merupakan usaha dalam rangka pembentukan karakter kewirausahaan kepada para mahasiswa termasuk rasa ingin tahu, fleksibilitas berfikir, kreatifitas, dan kemampuan berinovasi. Upaya yang pertama harus dibentuk adalah “flexibility thinking” dengan mendorong kreatifitas mahasiswa. Mahasiswa tidak akan kreatif kalau pikirannya kaku. Kreatifitas dan daya inovasi tidak akan tumbuh apabila model pemikiran yang dibentuk perguruan tinggi menggunakan model pemikiran yang kaku.
Sementara itu, pasca direalisasikannya pembangunan Jembatan Suramadu (JS) maka diharapkan tidak hanya sekadar menjadi jembatan manusia, tetapi juga merupakan jembatan ekonomi. Nantinya, eksistensi JS harus bisa berdampak positif bagi pembangunan ekonomi Madura, termasuk bagi sektor UKM. Hal ini cukup beralasan karena sektor UKM telah menjadi salah satu pilar penting dalam perekonomian regional Madura dalam konteks industrialisasi.
Seyogyanya, gelombang industrialiasi yang akan terjadi di Madura harus dijadikan sebagai peluang strategis sekaligus tantangan positif untuk meningkatkan kualitas dan pemberdayaan diri agar mampu memainkan peranan yang strategis di dalamnya. Akan tetapi, tentu saja industrialisi menurut HAR Tilaar (1998) dalam Winarningsih (2006) menuntut adanya masyarakat yang mempunyai keunggulan kompetitif dengan SDM mumpuni, dan kekuatan investasi modal intelektual serta penguasaan masyarakat terhadap sarana informasi yang serba superhigh technology. . . . . . . . .

Artikel lengkap dikompilasi oleh/hubungi :
Kanaidi, SE., M.Si (Penulis, Peneliti, PeBisnis, Trainer dan Dosen Marketing Management).

Butuh Artikel/Jurnal lainnya ?, click di :
Enterpreneurship...Enterprener...Enterprenur....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar