Total Tayangan Halaman

Kamis, 13 Oktober 2011

PERANAN LKMS Net KAS POLTEKPOS DALAM UPAYA MENUMBUHKAN BUDAYA KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA DAN DOSEN DI LINGKUNGAN KAMPUS POLITEKNIK POS INDONESIA

KEWIRAUSAHAAN - 2011
Oleh : Kanaidi, SE., M.Si & Henny Utarsih, SE., M.Si
(Publikasi pada : Proceeding Seminar Nasional Akuntansi - Bisnis (SNAB) 2012, 27 Maret 2012, ISSN : 2252-3936)

Politeknik Pos Indonesia (POLTEKPOS) merupakan lembaga pendidikan vokasional yang berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Bhakti Pos Indonesia (YPBPI) didirikan tahun 2001 dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga-tenaga profesional yang memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan dunia industri/usaha.
Kampus Politeknik Pos Indonesia berdiri di atas lahan seluas 44.406 m2, dengan luas bangunan 20.930 m2, terletak di daerah Bandung Utara dengan udara yang sejuk dan lingkungan kampus yang bersih. Politeknik Pos Indonesia memiliki fasilitas yang lengkap dan berkualitas serta didukung dengan atmosfir pendidikan yang menyenangkan dengan tenaga pengelola dan pengajar yang memiliki kompetensi sesuai bidangnya. Politeknik Pos Indonesia memiliki 5 (lima) jurusan, yaitu : Teknik Informatika (TI), Manajemen Informatika (MI), Manajemen Pemasaran (MP), Akuntansi (AKT-termasuk juga konsentrasi studi Micro Finance), dan Logistik Bisnis (LB).
Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di Politeknik Pos Indonesia, mata kuliah Kewirausahaan sudah dilaksanakan di kurikulum masing-masing jurusan. Di samping kegiatan belajar mengajar di kelas, Politeknik Pos Indonesia juga telah memfasilitasi unit kegiatan mahasiswa, khususnya bidang kewiausahaan untuk berkembang, seperti sudah ada/terbentuknya Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI Student Center Poltekpos), Unit kegiatan usaha mahasiswa (Liebe/Commitment), Indonesian Marketing Asosiasi (IMA Sub-Chapter Poltekpos) bagi mahasiswa, dan unit kegiatan mahasiswa lainnya.  

Dari sekian banyak mahasiswa tersebut di atas terdapat juga sekitar 5 % sampai 10 % dari keseluruhan mahasiswa yang mencoba menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sudah didapat di kelas ke dalam praktek nyata di bidang kewirausahaan. Kewirausahaan yang dilakukan para mahasiswa dan dosen tersebut, sebagian besar bergerak dalam bidang mikro dengan berbagai jenis usaha yang dijalankan. Namun demikian, selama proses pembelajaran dan penerapan kewirausahaan, penumbuhan budaya kewirausahaan di kalangan mahasiswa dan dosen di lingkungan kampus tersebut juga masih mengalami kesulitan. Hal ini mengingat masih terbatasnya ketersediaan sarana praktik usaha dan sumber dana pendukung dalam tumbuh dan kembangnya kelangsungan usaha di lingkungan kampus. 

Posisi LKMS dirasa sangat strategis  dalam menumbuhkan budaya kewirausahaan mahasiswa dan dosen di lingkungan kampus, mengingat sebagian besar usaha yang dikelola mahasiswa bergerak di sektor mikro, belum terjangkau oleh pelayanan perbankan, masih lemah kemampuan sumberdaya, dan masih kurang memadaianya dukungan finansial terhadap pengembangan usaha. Di samping masih terbatasnya keberadaan lembaga penyedia jasa keuangan bagi mahasiswa dan dosen, dan terutama belum besarnya peran LKMS dalam upaya pendampingan dan pelatihan pada aspek produksi serta manajemen usaha bagi mahasiswa dan dosen. Kesemua hal ini merupakan permasalahan yang sering ditemui di lingkungan kampus.

LKMS semaksimal mungkin mengupayakan penumbuhan budaya kewirausahaan  bagi mahasiswa/kelompok mahasiswa (UKM) dan staf/dosen serta pelaku usaha lainnya di lingkungan kampus POLTEKPOS, di samping melakukan pelayanan lainnya kepada masyarakat sekitar kampus. Dengan upaya dimaksud diharapkan skala usaha dan produktifitas para mahasiswa pelaku usaha, staf dan dosen di lingkungan kampus POLTEKPOS akan berkembang. Melalui peningkatan kemampuan dan ketrampilan tersebut akan terdapat peluang meningkatnya pendapatan serta akan penyerapan tenaga kerja.